Tentang Pesantren Ibnu Sina
Pondok Pesantren Ibnu Sina adalah lembaga pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan kurikulum pesantren dengan kurikulum Pendidikan Nasional tingkat menengah (SMP/SMA). Berdiri pada tahun 2012 di bawah naungan Yayasan Ibnu Sina Cibening, kini pesantren Ibnu Sina telah menampung ratusan santri dari berbagai daerah.
Pesantren Ibnu Sina didirikan oleh K.H. Muhammad Iqbal, Lc., putra sulung Almarhum K.H. Tatang Haitami, M.Ag., pendiri Yayasan Ibnu Sina Cibening sejak tahun 1980-an. Berdirinya pesantren dilatarbelakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama untuk anak-anak mereka, yang diharapkan juga memiliki keterampilan-keterampilan hidup yang menjadi tuntunan zaman modern saat ini.
Kami meyakini bahwa probelamatika pendidikan saat ini banyak berkaitan dengan lemahnya perhatian para pelaku pendidikan dalam membentuk perilaku, karakter dan cara berpikir anak. Tidak terkecuali paradigma masyarakat saat ini, yang seringkali melihat peran pendidikan hanya sebatas untuk memudahkan mendapat kerja.
Pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Namun, pendidikan tidak boleh dipahami sebatas proses mekanistik yang mencetak “produk” generasi tertentu, layaknya sebuah pabrik. Pendidikan sejatinya menjadi ruang bagi para peserta didik untuk mengembangkan potensi dan minat mereka, serta mengeksplorasi identitas dan nilai-nilai mereka. Dan pendidikan pesantren harus menjadi sebuah lingkungan yang mendukung di mana para peserta didik menemukan jati diri mereka sebagai makhluk Allah, dengan semua tanggung jawab yang harus diembannya di atas muka bumi. Dengan demikian, pendidikan pesantren dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan kepribadian muslim dan umat yang berdaya dan beradab.
FAQ
Ya, sejak tahun pelajaran 2019/2020, pondok pesantren Ibnu Sina hanya menerima santri mukim yang berasal dari SMP dan SMA Plus Ibnu Sina.
Kurikulum pesantren Ibnu Sina dirancang sebagai kurikulum 6 tahun. Dengan demikian, para santri yang tidak menuntaskan selama enam tahun mondok, tidak dianggap alumni pesantren dan tidak diwisuda secara resmi sebagai lulusan pesantren Ibnu Sina, walau pun tetap dianggap sebagai bagian dari keluarga Ibnu Sina.
Ya kami mengajarkan kitab-kitab kuning dan juga kitab-kitab kontemporer. Dalam hal ini, kami mengacu pada kurikulum mu’adalah salafi yang ditetapkan oleh Kementerian Agama RI.
Walau pun pesantren Ibnu Sina bukan pesantren tahfiz, pembelajaran baca quran dan tahfiz diajarkan secara rutin setiap hari. Target ideal hafalan adalah 1 juz per tahun, dengan tetap mempertimbangkan kemampuan santri bersangkutan.